nblindonesia.com - 24/04/2012
PJ Hadapi Aspac Lagi setelah Bekuk Stadium
Tangis Agustinus Indrajaya pecah di GOR
UNY, Jogjakarta, tadi malam (24/4). Center CLS Knights Good Day
Surabaya itu tak kuasa menahan kesedihan setelah timnya ditekuk
59-67 Garuda Speedy Bandung. Hasil yang membuat Indra dan
rekan-rekannya mengubur impian menjadi juara Flexi NBL Indonesia 2011-2012.
Karena sudah sekali kalah dari Satria Muda (SM)
Britama Jakarta pada Senin lalu (23/4), kekalahan CLS tadi malam
membuat mereka harus angkat koper. Sesuai dengan regulasi format double elimination yang digunakan di championshiop series, tim yang sudah kalah dua kali memang harus tersingkir.
Sebaliknya, kemenangan tadi malam mengantarkan Garuda melaju ke semifinal. Di babak final four yang diselenggarakan Kamis besok (26/4), Garuda akan menghadapi SM.
Semifinal lain akan mempertemukan Pelita Jaya (PJ)
Esia Jakarta dengan Dell Aspac Jakarta. Dalam pertandingan pertama
kemarin, PJ berhasil mengamankan tiket final four dengan kemenangan telak 81-57 atas Stadium Jakarta.
Di semifinal besok, SM dan Aspac akan memiliki
keuntungan ganda. Selain stamina yang lebih bugar karena istirahat
yang lebih panjang, mereka juga memiliki satu ”nyawa” cadangan. Karena
belum kalah sekali pun, mereka masih punya peluang main sekali lagi
jika kalah. Itu bakal membuat pemain SM dan Aspac bermain lebih lepas
dibandingkan pemain Garuda dan PJ yang dituntut menang untuk
menjaga peluang.
Bagi CLS, kekalahan kemarin sangat menyesakkan. Tim
besutan Risdianto Roeslan itu sebenarnya memiliki peluang menang jika
bisa bermain sedikit lebih baik. Beberapa kali defisitpoin CLS tinggal
dua poin saja. Namun, saat mendapatkan momentum mendekat, mereka
malah melakukan banyak kesalahan yang mem buat Garuda kembali
menjauh. Seperti saat kalah dari SM, bisa dibilang CLS mengalahkan
diri mereka sendiri tadi malam. Padahal, dalam pertandingan pertama,
CLS bisa mengalahkan Garuda.
Bukti paling nyata dari buruknya performa CLS hingga kalah tadi malam adalah akurasi free throw
yang sangat buruk. Dari 29 percobaan tembakan bebas, mereka hanya
memasukkan 14 saja. Sebanyak 15 peluang poin terbuang sia-sia!
Sebalikya, kubu Garuda berhasil membukukan persentase free throw 76 persen. Dari 29 kesempatan, mereka hanya tidak memasukkan tujuh tembakan saja.
”Dari akurasi free throw sudah jelas sebab kekalahan kami. Ini karena kesalahan kami sendiri,” kata shooting guard CLS Wijaya Saputra.
Pelatih Garuda Wan Amran mengakui jika permainan
timnya tidak sepenuhnya bagus tadi malam. ”Sebetulnya kami tidak
bermain dengan baik. Namun CLS bermain lebih buruk,” katanya.
”Kelebihan kami adalah semangat, nggak ada lagi,” tandas mantan pelatih CLS itu.
Benar apa yang dikatakan Amran, dengan skuad yang
terbatas, kekuatan mentallah yang membuat Garuda bisa menang. Salah
satu pemain Garuda yang memiliki mental baja adalah Wendha Wijaya.
Pemain berposisi point guard itu bermain 39 menit 48 detik! Kalau saja tidak kena foul out saat pertandingan tersisa 12 detik, dia bakal bermain penuh sepanjang pertandingan.
Kalau pertandingan CLS melawan Garuda berjalan seru,
tidak demikian halnya dengan laga PJ melawan Stadium. Sejak awal
pertandingan, PJ unggul jauh melalui akurasi tembakan Andy ”Batam”
Poedjakesuma. Total, dia membukukan 28 poin.
”Melawan Aspac yang belum pernah kalah, tidak ada pilihan bagi kami
selain harus menang untuk menjaga peluang juara. Kami yakin membalas
kekalahan dalam pertemuan sebelumnya,” yakin Rastafari Horongbala, head coach PJ. (nur/ang)
Story Provided by Jawa Pos
Copas from : http://nblindonesia.com/v1/index.php?page=newsdetail&id=2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar